Friday, December 25, 2009

Biennale Anak

Pingin jadi anak-anak lagi! Jangan-jangan MKKB, ya? Gak, juga ... karena seinget saya, permainan seperti ini belum ada ketika saya kecil.

Semua bermula dari ... keikutsertaan Ay dalam "Biennale Anak I". Pameran seni rupa untuk anak-anak pertama di Indonesia (bahkan, katanya, di dunia). Kalau dah baca tulisan saya sebelum ini, pasti ngerti mengapa Ay bisa ikut kegiatan seni rupa begini.

Jadi, setelah mengikuti workshop selama berminggu-minggu ... tibalah saatnya pembagian pemeranan. Seperti rencana semula, "Biennale Anak" gak hanya memamerkan karya-karya anak yang ikut workshop. Namun, ada kegiatan bermainnya .... Menurut saya, sih ... kegiatan bermain seperti ini sudah ada di Jakarta sana (gak enak, ah, nyebut tempat. kalau di sana lebih ke pengenalan profesi). Mungkin panitia terinspirasi dari sana (kalau salah, maaf, ya ... mbak n mas Panitia).

Jadi, minggu lalu diadakan pertemuan menjelang pameran. Pameran akan dibuka pada 15 Januari 2010 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pameran seni rupa diselenggarakan di ruang pameran TBY. Nah, setiap hari selama pameran (16-21 Januari) akan ada "Kota Kecil" yang hanya boleh diikuti oleh anak-anak! Nama kegiatan ini "Pasar Doldolanan". Dol itu jual, dolanan itu mainan.

Anak-anak (baik peserta, maupun bukan) boleh masuk ke dalam "kota kecil" ini dengan membawa mainan atau pakaian bekas (layak pakai) untuk ditukarkan dengan uang "doldolanan". Kalau yang di Jakarta sana, bayar untuk masuknya (kalau gak salah). Lalu, di dalam sana ... mereka bisa membeli mainan yang ada, bisa nonton bioskop (kabarnya, Om Garin Nugroho nyumbang film), dan main outbond gitu deh ... (panitia kerja sama dengan KORIM [bener gak tuh?]).

Nah, jika uang anak-anak habis, anak-anak bisa mendapatkan uang lagi dengan cara bekerja! Akan ada panggung juga .... Kerjanya bisa apa aja .... Boleh jadi polisi (yang ngawasi kegiatan di dalam kota), petugas imigrasi (atau pendaftaran), petugas bank (bagian nuker uang), petugas toko .... Mereka yang sudah terdaftar menjadi petugas2 ini (para peserta) akan dibayar ketika jam bekerja sudah usai.

Sebagai catatan, uang tidak boleh dibawa pulang. Jadi, harus habis hari itu atau ditabung di bank. Kata Pak Yus (Yuswantoro Adi, pelukis dan Ketua Umum Biennale Anak), akan ada hadiah menarik bagi penabung dengan jumlah terbanyak (kayak di bank beneran aja ... tingkatkan saldo Anda!). Berbahagialah anak-anak zaman sekarang. Bersenang-senanglah Aysha Jasmine-ku di kota kecil kalian! Makasih, Pak Yus dan kawan-kawan!


"Pak Yus ... jadi pingin anak-anak lagi, nih. Dua tahun lagi jadi panitia, ah! Hehehe ... biar bisa menyelinap masuk ke kota kecil itu."

Friday, December 4, 2009

dokter gigi anak bag 2

Akhirnya ... Aysha tadi sore ke dokter gigi anak! Setelah tertunda selama kira2 satu bulan. Begitu melihat kursi ajaib, Aysha mulai tertarik untuk duduk. Yup, duduklah Aysha di kursi ajaib itu. Dokternya dengan santai ngajak ngobrol Aysha. Pak (mungkin lebih tepat, si mbah) dokter meminta Aysha membuka mulutnya. Berhasil! "Oh .... Ditambal, ya. Ada dua, nih."Mbah dokter pun meramu zat untuk menambal. Sayangnya, aku gak gitu memperhatikan namanya ketika si mbah ngasih tahu nama zat itu. Yang pasti, tambalan itu berwarna putih (dan, itu yang bikin mahal!). Buka mulut ... semprot ... dan Aysha sangat tenang .... Si mbah pun sambil ngajak Aysha ngobrol (yang pasti Aysha hanya mendengarkan). Set ,,, set ,,, set ,,,, Dah! Giginya sudah ditambal. "Kumur-kumur sekarang di situ," kata si mbah dokter. "Diratakan, ya ...." Lalu, si mbah ngambil alat yang bunyinya "zrrrrrr ....". Aysha pun masih tenang .... "Kumur-kumur lagi.""Udah."Alhamdulillah .... (lagi agak malas nulis nih ... hehehehe)